Resensi Novel Surga yang tak Dirindukan




Istana yang Retak
Judul buku      : Surga yang tak Dirindukan
Penulis            : Asma Nadia
Penyunting      : Nita dan Diyan Sudihardjo
Penerbit          : AsmaNadia Publishing House
Tahun terbit     : Juni 2014
Tebal buku      : xii + 308 halaman; 20,5
ISBN              : 978-602-9055-21-4

Subhanallah! Kalimat itulah yang terucap spontan setelah saya selesai membaca novel ini dengan khusyuk. Pemilihan diksi yang tepat mengemas kisah penuh haru tentang manis pahitnya kehidupan rumah tangga berhasil merebut hati saya untuk membacanya berulang kali. Inilah novel fiksi bernuansa Islami yang mengandung banyak pesan dan kesan.
Novel Surga yang tak Dirindukan menceritakan tentang kisah rumah tangga gadis asal Jawa, Arini si putri dongeng dengan pangeran bermata coklatnya, Andika Prasetya. Mereka dikaruniai tiga orang anak. Keluarga kecil mereka hidup harmonis, hingga tiba suatu kejadian yang mempertemukan Pras dengan Mei Rose, gadis keturunan Cina yang tinggal berdua dengan A-ienya, pada sebuah kecelakaan lalu lintas. Tidak tega Pras melihat peristiwa tragis itu, akhirnya ia memutuskan untuk menyelamatkan Mei Rose. Awalnya Pras hanya berniat menolong wanita keturunan Cina itu, namun naluri lelakinya tidak dapat dihilangkan. Mei Rose dengan segenap usaha dan keyakinannya mampu meluluhkan hati dan iman Pras yang awalnya tidak pernah goyah sedikit pun. Inilah awal keretakan rumah tangga Pras dengan Arini, istri pertamanya. Sayangnya, Arini menganggap rumah tangganya dengan Pras baik-baik saja.
Kecurigaan Arini kepada suaminya mulai terlihat setelah ia menerima telepon yang menanyakan tentang pengeluaran biaya pengobatan di rumah sakit. Padahal, anggota keluarganya tidak sedang dirawat atau dalam masa pengobatan. Tibalah puncak kecurigaannya ketika ia menelepon nomor yang tercantum pada kontak pasien yang berobat. Dengan riang dan percaya diri wanita yang mengangkat gagang telepon menjawab panggilan Arini dengan “Halo, Nyonya Prasteya di sini...”
Dilihat dari segi penggunaan bahasa, Asma Nadia memakai bahasa sehari-hari yang ringan namun tetap sanggup menghantarkan makna yang dalam. Cover yang digunakan novel ini berwarna cerah dan ilustrasinya mendeskripsikan isi novel. Surga yang tak Dirindukan terdiri dari 22 subjudul dengan tambahan satu subjudul berupa komentar dari para Asma Nadia-red.
Sama seperti novel-novelnya yang lain, Asma Nadia biasa menyelipkan kalimat puitis pada lembar awal setiap berganti bab atau subjudul dalam novel. Kerumitan konflik yang menjadi kesan baik terhadap novel bisa dianggap sebagai sebuah keunggulan, karena diantara 49 buku karya Asma Nadia, buku inilah yang tahap penyusunannya paling lama. Selain itu, keunggulan novel ini ialah banyak pesan-pesan moral dan religius untuk menjalani kewajiban sebagai seorang hamba dan sebagai pasangan suami-isteri dalam rumah tangga. Lebih uniknya, penulis menambahkan beberapa komentar tentang poligami dari para pembaca setianya.
Di samping keunggulan-keunggulannya, novel Surga yang tak Dirindukan juga memiliki kekurangan. Alur cerita yang tidak begitu jelas sebab perpindahan sudut pandang yang kurang jelas pada novel ini membuat pembaca sulit menangkap arah cerita. Pernikahan Pras yang kedua baru diketahui Arini, yang tergolong wanita cerdas, setelah tiga tahun lamanya. Hal ini sedikit di luar nalar. Kemudian, ending yang terkesan menggantung atau tidak pasti menambah satu minus untuk novel ini.
Novel revisi dari Istana Kedua ke Surga yang tak Dirindukan baik dibaca oleh remaja maupun dewasa. Terlebih bagi pasangan suami isteri yang sudah lama menikah atau yang pernikahannya masih berumur muda. Namun alangkah lebih baik jika novel ini tidak dipersembahkan untuk anak-anak di bawah umur tanpa pengawasan orang tua. Khawatir tingkat pemahaman mereka belum sampai, sehingga mengundang tafsir ambigu terhadap makna dan pesan yang disampaikan penulis. Satu ungkapan yang mewakili novel ini, yaitu Subhanallah!

Komentar

  1. Terima kasih atas resensinya mbak, sangat membantu sekali buat saya :D
    Jangan lupa kunjungi juga Resensi Novel Surat Untuk Wai Tsz

    BalasHapus
  2. Sama-sama, Mas. Alhamdulillah jika demikian. Insya Allah nanti saya berkunjung ke blog Anda.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Kk saya izin pakek resensi nya boleh ,buat tugas sekolah ??
    Terimakasih sebelumnya.:-)

    BalasHapus
  5. Silakan, selagi dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik. 😊
    Sama-sama Siti Wijaya.

    BalasHapus
  6. izin copas ya mbak buat ngerjain tugas :)

    BalasHapus
  7. yukk mampir ke website kita, ada banyak informasi tentang Smartphone hehe :)

    DEMAK KENDAL SEMARANG UNGARAN

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan Evaluasi Pembelajaran

Perencanaan Pengajaran (Pengantar Kurikulum)