Perencanaan Pengajaran (Pengantar Kurikulum)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan atau rencana (planning) telah dikenal banyak orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan, perencanaan produksi suatu pabrik dalam bentuk target-target produksi. Bahkan keluarga yang pada waktu dulu dipandang sebagai sesuatu yang berjalan menurut “alam” sekarang direncanakan juga yang dikenal dengan sebutan “Keluarga Berencana” (KB). Dalam lingkup yang lebih luas perkembangan kebudayaan suatu masyarakat itu harus direncanakan, yang dikenal dengan sebutan (planning) kebudayaan. Definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Definisi pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang dipakai, dalam hal ini perencanaan. Sudah sejak awal istilah “Perencanaan Pendidikan” dipergunakan secara luas baik di kalangan pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan.
Dalam perencanaan pendidikan, ada juga yang disebut dengan perencanaan pengajaran. Seperti halnya perencanaan lain, perencaan pengajaran pun memiliki pengertian, tujuan dan fungsi perencanaan, serta jenis-jenisnya. Pada kesempatan kali ini, pemakalah akan menjelaskan tentang perencanaan pengajaran yang meliputi (pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis-jenis perencanaan).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pengajaran?
2. Apa tujuan dan fungsi perencanaan pengajaran?
3. Apa saja jenis-jenis perencanaan pengajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian perencanaan pengajaran.
2. Mengetahui tujuan dan fungsi perencanaan pengajaran.
3. Mengetahui jenis-jenis perencanaan pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pengajaran
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan menyusun metode, atau dengan kata lain cara mencapai tujuan. Proses perencanaan merupakan proses intelektual seseorang dalam menentukan arah, sekaligus menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kegiatan dengan memerhatiklan peluang, dan berorientasi pada masa depan.[1]
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berarti proses, cara perbuatan merencanakan (merancangkan).
William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of Organization and Management mengemukakan bahwa:
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan . Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan proedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.[2]
Kata pengajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) proses, cara perbuatan mengajar atau mengajarkan; (2) perihla mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar; (3) peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya).
Dalam pandangan kami, perencanaan pengajaran merupakan kegiatan merencanakan atau merancang sebuah pengajaran dalam rangka mempersiapkan segala hal untuk mencapai tujuan pengajaran.
B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pengajaran
1. Tujuan Perencanaan
Perencanaan pada dasarnya bertujuan memberi pegangan bagi para pihak yang terkait , mulai dari level makro (para pengambil kebijakan) sampai mikro (pelaksana), dilapangan agar mengetahui arah yang dituju untuk mengurangi dampak perubahan, mengurangi pemborosan dan kesia-siaan, serta menetapkan acuan untuk memudahkan pengawasan.
Dibuatnya perencanaan pengajaran bertujuan untuk memberikan pegangan atau arahan serta memudahkan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran dengan tidak menyia-nyiakan waktu.
2. Fungsi Perencanaan
Secara khusus, fungsi perencanaan menurut Mansoer (1989) adalah merumuskan tujuan, menentukan strategi menyeluruh tentang cara pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut, serta menetapkan hierarki rencana secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan yang diperlukan untuk tercapainya tujuan organisasi.[3]
Secara umum, perencanaan pengajaran mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Memberi pemahaman yang lebih jelas pada guru tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan;
b. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan;
c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan;
d. Membantu guru dalam upaya mengenal berbagai kebutuhan dan minat murid serta mendorong motivasi belajar;
e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar, berkat adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu;
f. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan mereka;
g. Memberi kesempatan bagi para guru untuk memajukan pribadi dan perkembangan profesionalisnya;
h. Membantu guru memiliki rasa percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri;
i. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang aktual kepada murid.[4]
Fungsi perencanaan pengajaran yaitu merumuskan tujuan pengajaran, menentukan strategi untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan, serta menetapkan urutan rencana/strategi untuk mencapai tujuan pengajaran.
Guru yang baik akan berusaha sebisa mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang dapat membawa keberhasilan itu, adalah adanya perencanaan pengajaran yang dibuat guru tersebut sebelumnya.
Di pihak lain, ada juga guru yang berpandangan bahwa perencanaan mengajar tidak begitu diperlukan, dengan alasan:
a. Perencanaan dan persiapan mengajar hanyalah sebagai alat bagi para penilik atau supervisor untuk memeriksa pekerjaan guru;
b. Karena guru mendapat tugas mengajar yang terlalu berat, maka mereka kurang atau tidak mempunyai cukup waktu untuk membuat perencanaan pengajaran.
c. Adanya kenyataan bahwa ada atau banyak guru yang berhasil mengajar tanpa persiapan atau perecanaan sebelumnya.
C. Jenis-jenis Perencanaan Pengajaran
Dalam meninjau jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat dikaji dari beberapa segi, antara lain:
1. Menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dibagi dalam:
a. Perencanaan makro, yakni perecanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan makro merupakan perecanaan yang besar/perencaaan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
b. Perencanaan meso, kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit antara lainnya. Perencanaan meso merupakan perencanaan yang pertengahan antara makro dan mikro.
c. Perencanaan mikro, diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan jabaran lebih spesifik dan perencanaan tingkat meso. Dalam tahap ini, karakteristik-karakteristik lembaga diperhatikan, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh perencanaan makro maupun perencanaan meso. Perencanaan yang mengikuti tujuan belajar atau kurikulum dalam sebuah sekolah.
2. Menurut telaahnya, maka perencanaan dapat dibagi menjadi:
a. Perencanaan strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan strategis cenderung dipusatkan pada masalah-masalah yang tidak begitu terstruktur, yang melibatkan banyak variabel, namun parameternya tidak pasti. Perencanaan jenis ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan yang dibuat tidak didasarkan pada data-data statisktik, melainkan juga pertimbangan para perencana. Biasanya perencanaan strategis dilakukan oleh pimipinan puncak suatu organisasi.
b. Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien. Perencanaan ini sudah lebih rinci dan sudah menggunakan data-data statistik, meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
c. Perencanaan operasional, memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu proyek atau program, baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.
3. Ditinjau dari angka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam:
a. Perencanaan jangka panjang, yaitu yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun. Mempunyai parameter yang lebih kabur dan makin panjang jangka waktunya makin banyak variabelnya yang tidak pasti.
b. Perencanaan jangka menengah, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari rencana jangka panjang.
c. Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan menyusun metode, atau dengan kata lain cara mencapai tujuan. Perencanaan pengajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukam oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai.
Tujuan perencanaan adalah untuk mengarahkan guru dalam mengajar agar mencapai tujuan pengajaran dengan baik. Fungsi perencanaan yaitu sebagai merumuskan tujuan pengajaran, menentukan strategi untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan, serta menetapkan urutan rencana atau strategi untuk mencapai tujuan pengajaran.
Jenis-jenis perencanaan dapat dibagi ke dalam beberapa kategori. Menurut besarannya, yaitu prencanaan makro, meso, dan mikro. Menurut telaahnya, yaitu perencanaan strategis, manajerial, dan operasional. Sedangkan menurut kurunwaktunya, yaitu perencanaan jangka panjang, jangkan menengah, dan jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2010.
Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2007.
http://amynovita.wordpress.com/2012/09/25/perencanaan-pengajaran.html. Diakses pada tanggal 4 April 2014, pkl. 11.15 WIB
http://dheanurulagustina.blogspot.com/2011/12/pengertian-prinsip-tujuan-dan-fungsi.html. Diakses pada tanggal 4 april 2014, pkl.13.12 WIB.
[1] Prof.Dr.Oemar Hamalik “Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum” (Bandung,,PT.Remaja RosdaKarya) 2007 hlm.213
[2] http://dheanurulagustina.blogspot.com/2011/12/pengertian-prinsip-tujuan-dan-fungsi.html. Diakses pada tanggal 4 april 2014, pkl.11.15 WIB.
[3] Prof.Dr.Oemar Hamalik “Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum” (Bandung,,PT.Remaja RosdaKarya) 2007 hlm. 214
Komentar
Posting Komentar